Selasa, 08 September 2009
tafakur dalam perspektif psikologi islam
Setiap kali manusia tafakur merenungkan dirinya, ia akan mendapatkan rahasia-rahasia yang sangat mengejutkan dan menakjubkan menganai bentuk tubuh dan rahasia-rahasia roh serta alam semesta berikut kekuatan yang nampak dan tidak nampak, serta pemahaman tentang benda-benda empiris dan cara menyimpan dan mengingatkannya kembali. Ia akan tahu tempat penyimpanan berbagai persepsi dan pengetahuannya, bagaimana semua gambaran dan pandangan serta hasil penglihatannya dapat terukir dengan jelas.
Hati yang selalu bertautan dan berhubungan dengan Allah serta pandangan yang benar terhadap alan dan manusia, akan melahirkan kesadaran bahwa bulatan bumi dan isinya tidak lain hanya atom kecil yang tidak bernilai dalam kerajaan Allah yang luas. Bertafakur mengenai segaala ciptaan Allah dan isinya tanpa mengenal batas waktu dan tempat, karena dari alam wujud itulah kita dapat merasakan dan mencintai Allah. Karena seorang mukmin tidak boleh memikirkan Zat Allah, manusia hanya boleh memikirkan Allah dari apa yang diciptakannya. Perbedaan individu dalam bertafakur diantaranya :
Hati yang selalu bertautan dan berhubungan dengan Allah serta pandangan yang benar terhadap alan dan manusia, akan melahirkan kesadaran bahwa bulatan bumi dan isinya tidak lain hanya atom kecil yang tidak bernilai dalam kerajaan Allah yang luas. Bertafakur mengenai segaala ciptaan Allah dan isinya tanpa mengenal batas waktu dan tempat, karena dari alam wujud itulah kita dapat merasakan dan mencintai Allah. Karena seorang mukmin tidak boleh memikirkan Zat Allah, manusia hanya boleh memikirkan Allah dari apa yang diciptakannya. Perbedaan individu dalam bertafakur diantaranya :
1. Kedalaman iman
Kedalaman berfikir dan renungan pertama kali tergantung kepada derajat iman seseorang dan hubungannya dengan Allah. Karena hanya Allah dan diri pribadi yang dapat mengetahuinya. Di dapti hal-hal yang menakjubkan jika seseorang sudah menjalani tafakur yang mendalam, ia betul-betul tenggelam dalam tafakurnya sehingga tidak menyadari lagi apa yang ada disekelilingnya.
2. Kemampuan memusatkan pikiran
Kemampuan individu dalam memusatkan pikiran dengan cepat agar tidak mudah capek dan bosan cirri semacam ini banyak ditentukan oleh system saraf yang diberikan Allah swt kepada seseorang. Seseorang yang memiliki daya tangkap sebagai penjaga pintu yang mengatur saref dan urat nadi yang menghubungkannya ke otak.
3. Kondisi emosional dan rasional
Tafakur membutuhkan ketenangan, ketentraman jiwa, serta kesehatan fisik dan psikologis. Seseorang yang sedang mengalami kegelisahan, cemas dan ketakutan tidak dapat memikirkan tentang ciptaan Allah . oleh sebab itu kesehatan fisik dan sikis sangat di butuhkan pada saat bertafakur . karena pada saat bertafakur atau mmecahkan masalah menjadi lemah bersama dengan tambahnya kegelisahan dan depresi. Walaupun hasil yang di dapatkannya hanya rendah.
4. Faktor lingkungan
Pengaruh lingkungan seseorang tinggal, kadars sibuk tidaknya pikiran dengan problem sehari-hari yang dapat menpengaruhi seseorang untuk melakukan tafkur.
5. Tingkatan pengetahuan tentang objek tafakur
Sejauh mana pengetahuan seseorang tentang objek tafakur. Karena seseorang yang memiliki pengetahuan atau ahli mengenai sesuatu akan mempermudahkan ia pada saat bertafakur.
6. Contoh baik dan pengaruh pergaulan
Pengalaman dan contoh yang diperoleh seseorang pad saat bertafakur apakah sudah sesuai dengan kadar dan ukuran pencapaiannya. Karena dikatakan bahwa oaring yang selalu bertafakur dan berzikir akan dibukakan pintu yang luas untuk mendekat, sehingga seolah-olah ia melihat dan menyaksikan apa yang ada di langit dan di bumi.
7. Esensi sesuatu
Esensi dan cirri sesuatu yang menjadi objek renungan dan proses berpikir dalam mentafakuri ciptaan Allah swt.
8. Kadar kebiasaan terhadap objek
Kebiasaan yang dilakukan seseorang untuk melakukan tafakur dapt menjadikan dirinya tertutup matanya, karena dirinya merasa terbiasa dengan apa yang di lakukannya. Seharusny adengan kebiasaanny aitu manusia harus dapat mengembangkan lebih maju.
Alangkah bahagianya jika kita dengan bertafakur dapat lebih mendekatkan diri dengan Allah dan alam ciptaannya, sehingga kita dapat merasakan kenyamanan dan keakraban dengan alam sekitar tidak hanya dengan manusia saja, tetapi ke semua makhluk ciptaan Allah.
Kedalaman berfikir dan renungan pertama kali tergantung kepada derajat iman seseorang dan hubungannya dengan Allah. Karena hanya Allah dan diri pribadi yang dapat mengetahuinya. Di dapti hal-hal yang menakjubkan jika seseorang sudah menjalani tafakur yang mendalam, ia betul-betul tenggelam dalam tafakurnya sehingga tidak menyadari lagi apa yang ada disekelilingnya.
2. Kemampuan memusatkan pikiran
Kemampuan individu dalam memusatkan pikiran dengan cepat agar tidak mudah capek dan bosan cirri semacam ini banyak ditentukan oleh system saraf yang diberikan Allah swt kepada seseorang. Seseorang yang memiliki daya tangkap sebagai penjaga pintu yang mengatur saref dan urat nadi yang menghubungkannya ke otak.
3. Kondisi emosional dan rasional
Tafakur membutuhkan ketenangan, ketentraman jiwa, serta kesehatan fisik dan psikologis. Seseorang yang sedang mengalami kegelisahan, cemas dan ketakutan tidak dapat memikirkan tentang ciptaan Allah . oleh sebab itu kesehatan fisik dan sikis sangat di butuhkan pada saat bertafakur . karena pada saat bertafakur atau mmecahkan masalah menjadi lemah bersama dengan tambahnya kegelisahan dan depresi. Walaupun hasil yang di dapatkannya hanya rendah.
4. Faktor lingkungan
Pengaruh lingkungan seseorang tinggal, kadars sibuk tidaknya pikiran dengan problem sehari-hari yang dapat menpengaruhi seseorang untuk melakukan tafkur.
5. Tingkatan pengetahuan tentang objek tafakur
Sejauh mana pengetahuan seseorang tentang objek tafakur. Karena seseorang yang memiliki pengetahuan atau ahli mengenai sesuatu akan mempermudahkan ia pada saat bertafakur.
6. Contoh baik dan pengaruh pergaulan
Pengalaman dan contoh yang diperoleh seseorang pad saat bertafakur apakah sudah sesuai dengan kadar dan ukuran pencapaiannya. Karena dikatakan bahwa oaring yang selalu bertafakur dan berzikir akan dibukakan pintu yang luas untuk mendekat, sehingga seolah-olah ia melihat dan menyaksikan apa yang ada di langit dan di bumi.
7. Esensi sesuatu
Esensi dan cirri sesuatu yang menjadi objek renungan dan proses berpikir dalam mentafakuri ciptaan Allah swt.
8. Kadar kebiasaan terhadap objek
Kebiasaan yang dilakukan seseorang untuk melakukan tafakur dapt menjadikan dirinya tertutup matanya, karena dirinya merasa terbiasa dengan apa yang di lakukannya. Seharusny adengan kebiasaanny aitu manusia harus dapat mengembangkan lebih maju.
Alangkah bahagianya jika kita dengan bertafakur dapat lebih mendekatkan diri dengan Allah dan alam ciptaannya, sehingga kita dapat merasakan kenyamanan dan keakraban dengan alam sekitar tidak hanya dengan manusia saja, tetapi ke semua makhluk ciptaan Allah.
8 September 2009 pukul 13.32
nah bagus sekali artikelnya..semoga kita senantiasa menjadi orang yang selalu berfikir...ingat socrates...cogito ergo sum...
8 September 2009 pukul 14.05
lalu bagaimana dengan takaffur?
8 September 2009 pukul 14.07
mantap nih selalu mengingatkan bahwa kita adalah mahluk yang tidak berdaya dihadapan Allah SWT
8 September 2009 pukul 14.13
bertafakkur dan taqorub kpd Allah... itu salah satu kunci ketenangan hidup..
8 September 2009 pukul 14.14
mantap deh...yups, banyak faktor yang mempengaruhi saat bertafakur.
makasih artikelnya,
8 September 2009 pukul 14.23
artikelnya bagus mb..
8 September 2009 pukul 15.43
mantab nih,artikelnya
makasih ya mbak evi...
ditunggu komentar baliknya...
8 September 2009 pukul 15.44
wah mbak evi kenapa tak balas surat komentku wekekekek...
berkunjunglah dan tinggal sejenak koment mu di blog ku.
sangat berharga bagi murid mu ini mbak
8 September 2009 pukul 15.46
wah...calon psikolog hebat neh
8 September 2009 pukul 21.57
subhanallah..komplit nih..
9 September 2009 pukul 22.23
thx artikel nya
9 September 2009 pukul 23.39
Wah bagus sekali artikelnya mbak evi, makin manteb aja
10 September 2009 pukul 14.48
salam.. sahabat blogger.. ini ada award buat anda kalo berminat silahkan ambil di blog aku ya...itung2 nyari backlink sambil membina persatuan
10 September 2009 pukul 20.35
This blog that I'm looking for
blog is always up to date ...
thankz also for their knowledge
successful only for the blogger
search
11 September 2009 pukul 04.05
Ya betul taffakur dapat mendekatkan diri akan hamba kepada Rob nya. Muasabah atau meditasi bagi sebagian orang adalah cara mengolah jiwa kita agar selalu terhubung kepada Zat yang telah menciptakannya. Mengenal diri sendiri sebelum kenal kepada Tuhan termasuk kepada alam semesta ciptaannya.
Barangkali kalau di bulan Ramadhan ini adalah hening sejenak dalam ittikaf di 10 hari terakhir bulan Ramadhan untuk mendapatkan kebaikan hidup di dunia dan akhirat.
11 September 2009 pukul 08.21
asalamualaikum keren mbak postnya
12 September 2009 pukul 06.17
Ya betul taffakur dapat mendekatkan diri akan hamba kepada Robb-nya...semakin sering Insya Allah akan semakin dekat lah diri kepada Sang Pencipta (Allah SWT)....
13 September 2009 pukul 12.11
Kebanyakan ORANG-ORANG yang SUKSES itu MENGAWALI nya dengan TAFAKUR.
ROSULULLAH mendapat Wahyu pertama itu juga diawali dengan TAFAKUR.
Nabi IBRAHIM mengenal Allah SWT juga dengan TAFAKUR. Nice Post, Neng EVI.
14 September 2009 pukul 17.51
keren artikelnya mbak
15 September 2009 pukul 07.43
kereen
19 September 2009 pukul 22.41
keren.... artikel mengenai tafakur.. memang dahsyat kekuatan tafakur.. kunci dalam memperoleh kesuksesan dunia dan akhirat... lanjutkan sis.. mohon maaf baru bisa berkunjung.. :)