Kamis, 18 Februari 2010
pendekatan dalam melihat permasalahan
Dalam perjalanan hidup manusia, tentunya berbagai masalah silih berganti menghampiri dalam hidup kita. Respon individu masing masing tentunya berbeda satu sama lain. Dalam memandang suatu masalah dapat digolongkan menjadi 2 pendekatan yaitu pendekatan reactive dan pendekatan receptive. Perbedaan diantara masing masing pendekatan tersebut sangatlah mencolok. Berikut penjelasan pendekatan dalam melihat permasalahan.
Pendekatan Reactive
Pendekatan reactive biasanya melihat suatu permasalahan sebagai ancaman. Entah ancaman terhadap karir, bisnis, keluarga, dan lain sebagainya. Dalam kelompok ini seseorang mencari solusi terhadap masalah dengan menggunakan pendekatan logis dan tradisional.
Ciri-cirinya:
- Begitu masalah datang Anda cenderung segera mencari cara apapun untuk mengatasinya.
- Masalah dilihat sebagai faktor penghambat perkembangan diri.
- Anda akan segera menyusun strategi untuk menghadapi masalah
- Karena masalah dilihat sebagai ancaman, dia akan mendominasi pikiran dan cenderung menyebabkan kecemasan dan stress.
Apabila Anda bekerja di perusahaan, barangkali Anda pernah diminta untuk memimpin suatu proyek dimana Anda bertanggung jawab untuk mencapai target tertentu. Disini Anda dihadapkan dengan situasi yang membutuhkan analisa, justifikasi, dan pemikiran logis dalan menghadapi tantangan atau masalah yang muncul. Anda akan berada dalam kondisi tertekan untuk memenuhi deadline. Bisa ditebak, Anda akan cenderung menggunakan pendekatan reaktif dalam menyelesaikan persoalan.
Pendekatan Receptive
Pendekatan receptive biasanya dipraktekkan oleh mereka yang sudah menyadari bahwa masalah bukanlah ancaman tetapi justru konsekuensi yang timbul dari suatu kondisi yang kita ciptakan. Oleh karena itu kita mempunyai kekuatan untuk mengubah kondisi tersebut dari dalam diri sendiri. Anda mau menerima permasalahan dan pada saat yang sama membuat solusinya. Ciri-cirinya:
Pendekatan Receptive
Pendekatan receptive biasanya dipraktekkan oleh mereka yang sudah menyadari bahwa masalah bukanlah ancaman tetapi justru konsekuensi yang timbul dari suatu kondisi yang kita ciptakan. Oleh karena itu kita mempunyai kekuatan untuk mengubah kondisi tersebut dari dalam diri sendiri. Anda mau menerima permasalahan dan pada saat yang sama membuat solusinya. Ciri-cirinya:
Ketika masalah datang, Anda mengenalinya dan menggunakan pendekatan:
- Masalah merupakan kebalikan dari solusi. Ketika masalah muncul, Anda percaya saat itu juga bahwa solusinya sudah ada.
- Anda fokus kepada solusi dari persoalan yang timbul, bukan pada penyebab dari masalah itu. Dengan demikian Anda mengambil alih kontrol dari dalam diri Anda sendiri, bukannya dikendalikan oleh keadaan di luar.
- Masalah merupakan kesempatan untuk pengembangan diri. Anda melihatnya sebagai peluang untuk meciptakan realitas positif dalam hidup Anda.
Mau menerima masalah bukan berarti berdiam diri. Anda tidak ”kebakaran jenggot” tetapi mengenali masalah itu dengan tenang dan membuat diri Anda responsif terhadap semua yang Anda perlukan untuk mengundang solusi.
Contoh yang paling sederhana adalah ketika pasangan yang Anda cintai (misalnya istri, suami, atau pacar) sedang ngambek karena masalah sepele. Dengan pendekatan reactive, Anda hanya akan memperburuk keadaan dengan bertanya-tanya kenapa dia harus ngambek, menganalisa penyebabnya dan merasa kondisi ini akan mengancam keharmonisan hubungan Anda dengannya. Bukannya solusi yang didapat tetapi justru kecemasan dan kekhawatiran.
Dengan pendekatan receptive, Anda menerima dan menyadari bahwa pasangan Anda sedang marah. Anda fokuskan energi Anda untuk menciptakan kasih sayang yang pada dasarnya merupakan lawan dari kemarahan. Anda tidak larut terbawa suasana – mencoba mencari jawaban dari analisa kenapa dia jadi marah – tetapi mengambil alih kendali dari dalam diri sendiri, tetap berpikir tenang, dan menunjukan sikap positif dalam perilaku Anda. Anda akan rasakan bahwa berada dalam situasi ini justru membuat diri Anda berkembang. Anda membuat kualitas positif dari diri Anda muncul ke permukaan dan sudah menjadi hukum alam dengan bersikap seperti ini pasangan Anda niscaya akan berubah dari marah menjadi cinta.
Dengan pendekatan dalam melihat permasalahan seperti diatas, tentunya membuat kita lebih jelas akan tindakan tindakan diri kita pada saat permasalahan datang menghampiri di kehidupan kita. Manakah pendekatan anda dalam melihat suatu permasalahan?? Hanya anda yang tau jawabannya..
Contoh yang paling sederhana adalah ketika pasangan yang Anda cintai (misalnya istri, suami, atau pacar) sedang ngambek karena masalah sepele. Dengan pendekatan reactive, Anda hanya akan memperburuk keadaan dengan bertanya-tanya kenapa dia harus ngambek, menganalisa penyebabnya dan merasa kondisi ini akan mengancam keharmonisan hubungan Anda dengannya. Bukannya solusi yang didapat tetapi justru kecemasan dan kekhawatiran.
Dengan pendekatan receptive, Anda menerima dan menyadari bahwa pasangan Anda sedang marah. Anda fokuskan energi Anda untuk menciptakan kasih sayang yang pada dasarnya merupakan lawan dari kemarahan. Anda tidak larut terbawa suasana – mencoba mencari jawaban dari analisa kenapa dia jadi marah – tetapi mengambil alih kendali dari dalam diri sendiri, tetap berpikir tenang, dan menunjukan sikap positif dalam perilaku Anda. Anda akan rasakan bahwa berada dalam situasi ini justru membuat diri Anda berkembang. Anda membuat kualitas positif dari diri Anda muncul ke permukaan dan sudah menjadi hukum alam dengan bersikap seperti ini pasangan Anda niscaya akan berubah dari marah menjadi cinta.
Dengan pendekatan dalam melihat permasalahan seperti diatas, tentunya membuat kita lebih jelas akan tindakan tindakan diri kita pada saat permasalahan datang menghampiri di kehidupan kita. Manakah pendekatan anda dalam melihat suatu permasalahan?? Hanya anda yang tau jawabannya..
18 Februari 2010 pukul 07.20
kalo pendekatan preventif gak ada ya?
18 Februari 2010 pukul 08.03
nice post mba', dengan begitu kita akan mensikapi masalah dengan bijak
18 Februari 2010 pukul 08.19
Kek nya saya menganut pendekatan reactive nih..
alah menganut..
18 Februari 2010 pukul 14.55
terkadang kita, melihat sebuah masalah tidak dari semua sudut sehingga membuat salah
18 Februari 2010 pukul 15.21
Analisa yang bagus dan berbobot. Moga kita memiliki pendekatan yang tepat dalam menghadapi masalah
18 Februari 2010 pukul 19.39
Wah,,,kirain PeDeKaTe buat pacaran,,, he,,, he,,
20 Februari 2010 pukul 10.36
Sangat penting juga untuk membuat masalah menjadi peluang.
21 Februari 2010 pukul 02.57
posting yang mangstab mbak
good
21 Februari 2010 pukul 21.36
sedang menyimak. .:)
21 Februari 2010 pukul 22.12
melakukan pendekatan dan penuh pengertian dan saling berbagi adalah sangat penting dalam membina hubungan agar selalu harmonis, nice post sobat
22 Februari 2010 pukul 10.56
masalah bukannya harus dihindari, koq malah PDKT? hehehehe piss.........
22 Februari 2010 pukul 11.09
paling rumit dan berat, jika masalah menyangkut keluarga, duh... berilah hamba kekuatan ya Allah...
22 Februari 2010 pukul 11.17
pendekatan dalam permasalahan, bookmark dulu vie, klo entr da masalah baru deh baca dengan teliti
22 Februari 2010 pukul 14.42
saya mau baca lagi...artikel bagus mesti pelan2 bacanya
22 Februari 2010 pukul 15.02
salam sahabat
bagus juga dengan cara ini kita dapat mengatasi permasalahan dengan kepala dingin kayaknya ya he..he..thnxs n good luck
23 Februari 2010 pukul 14.46
salam kenal sobat...
asyk2 ini kalau memakai pendekatan seperti ini
23 Februari 2010 pukul 16.18
Wow, interesting site. There is lots of good info here. would you x-change link with my PR3 blog? I’ve already add your link at my blogroll page. Pls link back. Thanks :)
24 Februari 2010 pukul 07.14
mau komen lagi....
mampir pagi-pagi...semangat
1 Maret 2010 pukul 09.31
berkunjung kembali ketempat sahabat saya yang cantik , neng evi. artikel yang sangat bagus . memang banyak cara untuk menanggapi suatu masalah termasuk seperti yang neng evi jelaskan diatas.
" Blognya chantika "