Minggu, 18 April 2010
manusia dan konseling agama
Manusia memiliki dua predikat, yaitu sebagai 'abdullah atau hamba Allah dan sebagaikhalifah atau wakil Allah di muka bumi. Predikat pertama menunjukkan kelemahan , kekecilan dean keterbatasan serta ketergantungan manusia kepada yang lain sehingga setiap manusia potensil untuk mengidap masalah, sedangkan predikat kedua menunjukkan kebesaran manusia sekaligus besarnya tanggung jawab yang dipikul dalam kehidupannya di muka bumi. Dari sudut pandang itu maka urgensi konseling agama bagi manusia merujuk kepada dua predikat tersebut.
1. Sebagai makhluk yang lemah ('abdun) suatu ketika manusia tidak tahan menghadapi realita kehidupan yang pahit, sempit dan berat. Dalam kondisi fisik tak berdaya, orang membutuhkan bantuan orang lain,dokter misalnya- untuk memulihkan kesehatannya. Demikian pula dalam kondisi mental yang kacau (lihat bab jenis-jenis gangguan jiwa) seseorang membutuhkan bantuan kejiwaan, untuk memulihkan rasa percaya dirinya, meluruskan cara berfikir, cara pandang dan cara merasanya sehingga ia kembali realistis, mampu melihat kenyataan yang sebenarnya dan mampu mengatasi problemanya dengan cara-cara yang dapat dipertanggung jawabkan.
2. Sebagai khalifah Allah, manusia dibebani tanggung jawab menyangkut kebaikan dirinya maupun untuk masyarakatnya. Setiap manusia diberi kebebasan untuk memutuskan sendiri apa yang baik untuk dirinya, asal bukan perbuatan maksiat yang dilakukan secara terang-terangan. Sebagai khalifah Allah yang dibebani tanggung jawab untuk kemaslahatan masyarakatnya, maka seorang muslim harus merasa terpanggil untuk memelihara ketertiban masyarakat. Oleh karena itu ia terpangil untuk meluruskan hal-hal yang menyimpang, menata hal-hal yang salah tempat, mendorong hal-hal yang mandeg dan menghentikan kekeliruan-kekeliruan yang berlangsung. Dalam perspektip Bimbimbingan dan Konseling, seorang musim sebagai khalifah Allah terpanggil untuk membantu orang lain yang sedang mengalami gangguan kejiwaan yang menyebabkan orang itu tak mampu mengatasi tugas-tugasnya dalam kehidupan.
Jadi secara kodrati manusia memang membutuhkan bantuan kejiwaan termasuk konseling agama, dan secara konsepsional harus ada orang yang menekuni bidang ini agar layanan konseling agama ini dapat diberikan secara profesional, sebagai perwujudan dari rasa tanggungjawab nya sebagai khalifah Allah.
1. Sebagai makhluk yang lemah ('abdun) suatu ketika manusia tidak tahan menghadapi realita kehidupan yang pahit, sempit dan berat. Dalam kondisi fisik tak berdaya, orang membutuhkan bantuan orang lain,dokter misalnya- untuk memulihkan kesehatannya. Demikian pula dalam kondisi mental yang kacau (lihat bab jenis-jenis gangguan jiwa) seseorang membutuhkan bantuan kejiwaan, untuk memulihkan rasa percaya dirinya, meluruskan cara berfikir, cara pandang dan cara merasanya sehingga ia kembali realistis, mampu melihat kenyataan yang sebenarnya dan mampu mengatasi problemanya dengan cara-cara yang dapat dipertanggung jawabkan.
2. Sebagai khalifah Allah, manusia dibebani tanggung jawab menyangkut kebaikan dirinya maupun untuk masyarakatnya. Setiap manusia diberi kebebasan untuk memutuskan sendiri apa yang baik untuk dirinya, asal bukan perbuatan maksiat yang dilakukan secara terang-terangan. Sebagai khalifah Allah yang dibebani tanggung jawab untuk kemaslahatan masyarakatnya, maka seorang muslim harus merasa terpanggil untuk memelihara ketertiban masyarakat. Oleh karena itu ia terpangil untuk meluruskan hal-hal yang menyimpang, menata hal-hal yang salah tempat, mendorong hal-hal yang mandeg dan menghentikan kekeliruan-kekeliruan yang berlangsung. Dalam perspektip Bimbimbingan dan Konseling, seorang musim sebagai khalifah Allah terpanggil untuk membantu orang lain yang sedang mengalami gangguan kejiwaan yang menyebabkan orang itu tak mampu mengatasi tugas-tugasnya dalam kehidupan.
Jadi secara kodrati manusia memang membutuhkan bantuan kejiwaan termasuk konseling agama, dan secara konsepsional harus ada orang yang menekuni bidang ini agar layanan konseling agama ini dapat diberikan secara profesional, sebagai perwujudan dari rasa tanggungjawab nya sebagai khalifah Allah.
Untuk mengetahui kedudukan Bimbingan dan Konseling Agama, dalam perspektip keilmuan maupun perspektip ajaran Islam, sekurangnya perlu diketahui lebih dahulu empat hal, yaitu:
- Bahwa Kodrat kejiwaan manusia membutuhkan bantuan psikologis.
- Gangguan kejiwaan yang berbeda-beda membutuhkan terapi yang tepat.
- Meskipun manusia memiliki fitrah kejiwaan yang cenderung kepada keadilan dan kebenaran, tetapi daya tarik kepada keburukan lebih banyak dan lebih kuat tarikannya sehingga motif kepada keburukan lebih cepat merespond stimulus keburukan, mendahului respond motif kepada kepada kebaikan atas stimulus kebaikan.
- Keyakinan agama (keimanan) merupakan bagian dari struktur kepribadian, sehingga getar batin dapat dijadi¬kan penggerak tingkah laku (motif) kepada kebaikan.
18 April 2010 pukul 10.52
Pertamax mbak evi!
saya suka kata2 yang ini:
Meskipun manusia memiliki fitrah kejiwaan yang cenderung kepada keadilan dan kebenaran, tetapi daya tarik kepada keburukan lebih banyak dan lebih kuat tarikannya sehingga motif kepada keburukan lebih cepat merespond stimulus keburukan, mendahului respond motif kepada kepada kebaikan atas stimulus kebaikan.
18 April 2010 pukul 10.57
Info yang bagus Teh...jadi ingat Mata Kuliah Psikologi Agama Nih...heheheheh
18 April 2010 pukul 11.14
Kalau saya suka kata kata yang ini " seseorang membutuhkan bantuan kejiwaan, untuk memulihkan rasa percaya dirinya, meluruskan cara berfikir, cara pandang dan cara merasanya sehingga ia kembali realistis, mampu melihat kenyataan yang sebenarnya dan mampu mengatasi problemanya dengan cara-cara yang dapat dipertanggung jawabkan." Mantap Mbak....
18 April 2010 pukul 11.24
nice info mba', thanks share ilmunya ya. sangat bermanfaat.
18 April 2010 pukul 12.25
Kebutuhan akan konseling agama diungkap dengan argumentasi bagus di sini. Bermanfaat bagi muslim.
Salam ukhuwah
19 April 2010 pukul 16.35
wah mantaf banget nih... serasa dikonseling sama teh Evi....!!!
20 April 2010 pukul 13.31
menurut aku, iman sesorang mempengaruhi tingkat pengendaliannya diri
termasuk menjaga ritem utk tidak terlalu lemah atau terlalu kuat...
20 April 2010 pukul 13.35
ustad suka banget dengan artikelnya, ustad bungkus ya evi
21 April 2010 pukul 13.42
ulsannya yang menari bu.. senang bacanya nih
21 April 2010 pukul 15.12
ok sahabat,..
saya berkunjung disini dapat oleh2 ilmu yang bermanfaat, serta penjelasannya yg mudah dimengerti kebutuhan konseling agama memang sedang saya perlukan..
terimaksih telah berbagi
21 April 2010 pukul 17.00
manusia haruslah mempunyai bekal agama didalam kehidupan ini agar tidak terjerumus
21 April 2010 pukul 19.13
Artikel Konselng Yang Sangat Bermanfaat Mbak Evi...
Tengkyu Yaw.. hehe