Sabtu, 17 Oktober 2009
cara mengajarkan shalat pada anak
Seorang bayi atau anak kecil bagaikan suatu bahan mentah yang siap di cetak oleh kedua orang tuanya, sebagai mana sabda rasul Nabi Muhammad “setiap anak dilahirkan atas dasar fitrah, dan kedua orangtuanyalah yang menjadikan menyimpang dari fitrah tersebut,” oleh karenanya, peran orang tua sangatlah besar untuk mendidik anak atas akhlak islam, pengajaran ibadah maupun hal yang lain. Sebagai contoh, Tak sedikit para orang tua mengalami kesulitan dalam mengajarkan shalat pada anak, padahal, shalat merupakan hal yang wajib di ajarkan pada anak. cara mengajarkan shalat pada anak dapat dilakukan dengan :
Mulailah dari memberi contoh
Sebelum kita membangkitkan rasa keimanan anak, sebaiknya orangtua terlebih dahulu bercermin pada diri sendiri. Apakah rasa keimanan diri sudah terwujud lewat melakukan ibadah yang baik dan benar ? Jika belum, memulailah untuk memperbaiki ibadah sebelum ‘menurunkan’-nya pada anak. Dengan senatiasa mengingat Allah swt, jiwa seorang ayah maupun ibu akan senatiasa sadar dan terjaga akan perannya sebagai orangtua yang memiliki kewajiban untuk memberikan contoh pada anak-anaknya. Karena pendidikan ibadah yang terbaik adalah melalu contoh nyata dari kedua orangtuanya.
Menyaksikan kedua orangtua melakukan shalat lima waktu setiap hari sejak dini, membuat anak terpicu untuk meniru. Apalagi dikisahkan sebuah hadits ketika seseorang bertanya kepada Rasulullah mengenai kapan waktu untuk mulai mengajak anak pada ibadah shalat. Nabi menjawab, “Jika ia sudah dapat membedakan tangan kanan dan tangan kirinya.” Pada anak kemampuan membedakan tangan kanan dan tangan kiri diperolehnya pada masa balita, atau masa lima tahun pertama usianya, ketika ia sedang senang-senangnya meniru apapun yang dilakukan ayah dan ibunya.
Fase pengajaran
Ketika anak memasuki usia sekolah, yaitu sekitar usia 7 tahun, maka mulailah anak siap untuk memasuki masa untuk mempelajari tata cara shalat yang benar. Seperti yang dijelaskan Rasulullah, “Ajarilah anakmu shalat pada usia tujuh tahun.” Beberapa cara yang dapat dilakukan pada fase ini, yaitu mengajarkan rukun-rukun shalat melalui pendekatan praktek langsung. Misalnya pada waktu-waktu shalat orangtua mengajak anak untuk langsung melakukan shalat dengan bimbingan. Mulai dari tatacara thaharah dan berwudhu pada anak, bagaimana membentuk barisan, shaf-shaf pada shalat diikuti dengan praktek shalat yang benar serta menghafalkan doa-doa secara bertahap.
Ketika berusia sepuluh tahun anak belum juga mau mengikuti perintah shalat, maka diriwayatkan Al-Imam Abu Dawud disebutkan bahwa Nabi saw bersabda; “Suruhlah anak-anak kalian untuk shalat ketika berumur tujuh tahun dan jika telah berumur sepuluh tahun, namun tidak mau mengerjakan shalat maka pukullah.” Ungkapan ini perlu dimaknai dengan berhati-hati, karena makna ‘pukullah’ di sini tentu bukan melakukan hukuman dengan kekerasan fisik yang menyakitkan dan melukai anak tetapi bahwa orangtua harus menunjukkan ketidak-senangan dan konsekuensi yang sangat tegas saat anak menolak shalat
Tips mengajarkan shalat pada anak :
Fase pengajaran
Ketika anak memasuki usia sekolah, yaitu sekitar usia 7 tahun, maka mulailah anak siap untuk memasuki masa untuk mempelajari tata cara shalat yang benar. Seperti yang dijelaskan Rasulullah, “Ajarilah anakmu shalat pada usia tujuh tahun.” Beberapa cara yang dapat dilakukan pada fase ini, yaitu mengajarkan rukun-rukun shalat melalui pendekatan praktek langsung. Misalnya pada waktu-waktu shalat orangtua mengajak anak untuk langsung melakukan shalat dengan bimbingan. Mulai dari tatacara thaharah dan berwudhu pada anak, bagaimana membentuk barisan, shaf-shaf pada shalat diikuti dengan praktek shalat yang benar serta menghafalkan doa-doa secara bertahap.
Ketika berusia sepuluh tahun anak belum juga mau mengikuti perintah shalat, maka diriwayatkan Al-Imam Abu Dawud disebutkan bahwa Nabi saw bersabda; “Suruhlah anak-anak kalian untuk shalat ketika berumur tujuh tahun dan jika telah berumur sepuluh tahun, namun tidak mau mengerjakan shalat maka pukullah.” Ungkapan ini perlu dimaknai dengan berhati-hati, karena makna ‘pukullah’ di sini tentu bukan melakukan hukuman dengan kekerasan fisik yang menyakitkan dan melukai anak tetapi bahwa orangtua harus menunjukkan ketidak-senangan dan konsekuensi yang sangat tegas saat anak menolak shalat
Tips mengajarkan shalat pada anak :
- Mendorong anak melakukan tata cara shalat dengan baik di usia balita, sambil menunjukkan kegembiraan yang dirasakan setiap selesai shalat.
- Biasakan untuk melakukan shalat berjamaah bagi seluruh keluarga setiap ada kesempatan, setidaknya satu kali dalam sehari.
- Sedangkan untuk anak usia sekolah merangsang ia melakukan ibadahnya secara konsisten untuk menunjukkan rasa syukur
- Siapkan pojok ibadah di rumah untuk menunjukkan keutamaan ibadah dalam keluarga.
Selamat mengajarkan shalat pada anak anda, semoga bermanfaat.
18 Oktober 2009 pukul 13.51
Artikel yang bermanfaat bagi orang tua muslim
19 Oktober 2009 pukul 19.25
wah ....bisa pake metode kognitif behaviour yaaa
19 Oktober 2009 pukul 20.11
makasih mbak infonya ntar klw aku udah punya anak pasti aku praktekan
20 Oktober 2009 pukul 06.02
jadi pengen punya anak
kenali dan kunjungi objek wisata di Pandeglang
20 Oktober 2009 pukul 10.47
nasehatnya bagus tuh buat anak2
20 Oktober 2009 pukul 10.58
akan sy terapkan klu bsk dah nikah, masih njomblo nih hiks
21 Oktober 2009 pukul 10.30
memang neng evi
harus sejak dini
setuju
:D
21 Oktober 2009 pukul 14.39
betul tuh..stuju sm mas doyok...
27 Oktober 2009 pukul 13.54
Artikel yg bagus dan bermanfaat,,,
ijin simpen di blog sy untuk sy praktekkan di rumah sama anak2,,,
28 Oktober 2009 pukul 17.19
bener banget tuh. kalo ngajarin anak sholat, tapi orang tuanya males sholat, sama aja bo'ong. anak tidak akan melakukan apa yang orang tua suruh, tapi mereka akan melakukan apa saja seperti yang orangtuanya lakukan. bukan begitu bu??
29 Oktober 2009 pukul 11.24
terima kasih..
18 April 2010 pukul 07.20
mbak, bagaimana dengan pengaruh sekolah, anak2 saya sangat terpengaruh dengan lingkungan. Kalau di rumah tidak kurang kami menyuruh shalat baik dengna kata-kata maupun perbuatan, tetapi ttap saja anak itu agak sulit meresponnya... bersedaiakan mbak Evi memberi saran, buat kami juga teman2 lain yang sama masalahnya.