Kamis, 22 Oktober 2009
qana'ah dalam hidup
Qana’ah mempunyai arti rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kurang yang berlebihan. Qana’ah dalam perspektif islam itu bukan berarti pasrah tanpa ada usaha melainkan bekerja keras penuh dengan semangat dan hasil akhirnya diserahkan pada Allah SWT penuh dengan rasa syukur.dengan demikian jelaslah bahwa qana’ah dalam hidup sangatlah penting untuk kita.
Nabi Muhammad SAW bersabda :
"Abdullah bin Amru r.a. berkata : Bersabda Rasulullah SAW, sesungguhnya beruntung orang yang masuk Islam dan rizqinya cukup dan merasa cukup dengan apa-apa yang telah Allah berikan kepadanya. (H.R. Muslim)
Pentingnya qana’ah dalam hidup adalah menjadikan kita manusia yang tidak mudah berputus asa, selalu maju, dan tidak tamak. Dengan qana’ah kita seakan-akan mempunyai filter dalam hidup kita yang bisa menjadikan manusia yang senantiasa. Qana’ah juga berfungsi sebagai stabilisator dan dinamisator hidup seorang muslim. Dikatakan stabilisator, karena seorang muslim yang mempunyai sifat Qana’ah akan selalu berlapang dada, berhati tentram, merasa kaya dan berkecukupan, bebas dari keserakahan, karena pada hakekatnya kekayaan dan kemiskinan terletak pada hati bukan pada harta yang dimilikinya. Bila kita perhatikan banyak orang yang lahirnya nampak berkecukupan bahkan mewah, namun hatinya penuh diliputi keserakahan dan kesengsaraan, sebaliknya banyak orang yang sepintas lalu seperti kekurangan namun hidupnya tenang, penuh kegembiraan, bahkan masih sanggup mengeluarkan sebagian hartanya untuk kepentingan sosial.
"Abdullah bin Amru r.a. berkata : Bersabda Rasulullah SAW, sesungguhnya beruntung orang yang masuk Islam dan rizqinya cukup dan merasa cukup dengan apa-apa yang telah Allah berikan kepadanya. (H.R. Muslim)
Pentingnya qana’ah dalam hidup adalah menjadikan kita manusia yang tidak mudah berputus asa, selalu maju, dan tidak tamak. Dengan qana’ah kita seakan-akan mempunyai filter dalam hidup kita yang bisa menjadikan manusia yang senantiasa. Qana’ah juga berfungsi sebagai stabilisator dan dinamisator hidup seorang muslim. Dikatakan stabilisator, karena seorang muslim yang mempunyai sifat Qana’ah akan selalu berlapang dada, berhati tentram, merasa kaya dan berkecukupan, bebas dari keserakahan, karena pada hakekatnya kekayaan dan kemiskinan terletak pada hati bukan pada harta yang dimilikinya. Bila kita perhatikan banyak orang yang lahirnya nampak berkecukupan bahkan mewah, namun hatinya penuh diliputi keserakahan dan kesengsaraan, sebaliknya banyak orang yang sepintas lalu seperti kekurangan namun hidupnya tenang, penuh kegembiraan, bahkan masih sanggup mengeluarkan sebagian hartanya untuk kepentingan sosial.
Nabi SAW bersabda dalam salah satu hadisnya :
„ Dari Abu Hurairah r.a. bersabda Nabi SAW : „ Bukanlah kekayaan itu banyak harta benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati".
( H.R.Bukhari dan Muslim)
Karena hatinya senantiasa merasa berkecukupan, maka orang yang mempunyai sifat Qana’ah, terhindar dari sifat loba dan tamak, yang cirinya antara lain suka meminta-minta kepada sesama manusia karena merasa masih kurang puas dengan apa yang diberikan Allah kepadanya.
Disamping itu Qana’ah juga berfungsi sebagai dinamisator, yaitu kekuatan batin yang selalu mendorong seseorang untuk meraih kemajuan hidup berdasarkan kemandirian dengan tetap bergantung kepada karunia Allah.
Qana’ah itu bersangkut paut dengan sikap hati atau sikap mental. Oleh karena itu untuk menumbuhkan sifat Qana’ah diperlukan latihan dan kesabaran. Pada tingkat pemulaan mungkin merupakan sesuatu yang memberatkan hati, namun jika sifat Qana’ah sudah membudaya dalam diri dan telah menjadi bagian dalam hidupnya maka kebahagiaan didunia akan dapat dinikmatinya, dan kebahagiaan di akhirat kelak akan dicapainya.
Demikianlah pentingnya penerapan qana’ah dalam hidup, yang apabila dimiliki oleh setiap orang dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari akan mendorong terwujudnya masyarakat yang penuh dengan ketentraman, tidak cepat putus asa, dan terhindar dari sifat tamak.
„ Dari Abu Hurairah r.a. bersabda Nabi SAW : „ Bukanlah kekayaan itu banyak harta benda, tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati".
( H.R.Bukhari dan Muslim)
Karena hatinya senantiasa merasa berkecukupan, maka orang yang mempunyai sifat Qana’ah, terhindar dari sifat loba dan tamak, yang cirinya antara lain suka meminta-minta kepada sesama manusia karena merasa masih kurang puas dengan apa yang diberikan Allah kepadanya.
Disamping itu Qana’ah juga berfungsi sebagai dinamisator, yaitu kekuatan batin yang selalu mendorong seseorang untuk meraih kemajuan hidup berdasarkan kemandirian dengan tetap bergantung kepada karunia Allah.
Qana’ah itu bersangkut paut dengan sikap hati atau sikap mental. Oleh karena itu untuk menumbuhkan sifat Qana’ah diperlukan latihan dan kesabaran. Pada tingkat pemulaan mungkin merupakan sesuatu yang memberatkan hati, namun jika sifat Qana’ah sudah membudaya dalam diri dan telah menjadi bagian dalam hidupnya maka kebahagiaan didunia akan dapat dinikmatinya, dan kebahagiaan di akhirat kelak akan dicapainya.
Demikianlah pentingnya penerapan qana’ah dalam hidup, yang apabila dimiliki oleh setiap orang dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari akan mendorong terwujudnya masyarakat yang penuh dengan ketentraman, tidak cepat putus asa, dan terhindar dari sifat tamak.
22 Oktober 2009 pukul 12.33
Ya Allah, jadikanlah kami hamba-hambaMu yang qanaah
22 Oktober 2009 pukul 14.07
ya allah..slamatkanlah kami dari panas api nerakamu ya allh...
amin
22 Oktober 2009 pukul 14.50
semoga kita termasuk orang yg bersifat qana'ah. aminn.
22 Oktober 2009 pukul 14.54
alangkah damainya dalam hidup bermasyarakat bila warganya mempunyai sifat seperti ini.
22 Oktober 2009 pukul 15.53
saya setuju....saya menambahkan....contoh dari sifat tidak Qona'ah itu seperti ini:
manusia terjebak hidupnya untuk menjawab pertanyaan dari luar yang terus menghantui dirinya dari beranjak dewasa sampai mati, misalnya
1. sekolah dimana?
2. rangking berapa?
3. kuliah dimana?
4. kerja dimana?
5. sudah menikah?
6. tinggal dimana?
7. sudah ada cucu berapa?
dst...sampai akhirnya mati
krn hanya karena menjawabnya dengan membuat suatu standart yang dia buat ...maka hidupnya susah krn berusaha menjawab pertanyaan2 ini dengan standarnya, padahal salah....kasihan
demikian, semoga bermanfaat
22 Oktober 2009 pukul 22.10
Artikel yang sgt menarik...mbah jadi seneng mampir kesini
23 Oktober 2009 pukul 16.15
setuju bro.... karena dengan qanaah qta akan selalu optimis n selalu mawas diri
23 Oktober 2009 pukul 17.36
moga2 kita jadi manusia yg demikian
24 Oktober 2009 pukul 17.08
amin semoga tetap Qana’ah ya mbak heheheheheeh
24 Oktober 2009 pukul 17.58
amin ya robbalalamin
24 Oktober 2009 pukul 18.03
wuh... artikelnya bagus sekali... keep posting...
26 Oktober 2009 pukul 08.49
semoga saya juga termasuk orang yang Qana’ah..amin
26 Oktober 2009 pukul 13.53
aminn
semoga selalu istiqomah
qonaah
dan mendapat ridlo
26 Oktober 2009 pukul 16.07
Kata qana'ah menurut Abu Abdullah Ibnu Kafif adalah meninggalkan keinginan terhadap apa yang telah hilang, atau apa yang tidak dimiliki, ...
27 Oktober 2009 pukul 13.57
Wah bagus artikelnya....
27 Oktober 2009 pukul 15.54
Postingan yg menyentuh banget...
28 Oktober 2009 pukul 17.18
terima kasih buat pelajaran yang sangat berharga ini. semoga kita semua bisa qanaah ya...
29 Oktober 2009 pukul 11.33
Thanks infonya ya mbak Evi
pa kabar?
lama gak mampir nih
29 Oktober 2009 pukul 19.50
posting yang bagus sobb...,,
3 November 2009 pukul 10.45
pesan saya harusnya beginilah kalau kita hidup, tapi yang namanya manusia pasti terkena fitnah/ujian. selalu memohon/berdoa kepada ALLOH agar kita selalu dikarunia sifat ini...trims
27 November 2009 pukul 09.30
kesabaran akan membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat
20 Agustus 2011 pukul 17.40
inti mendapatkan kebahagiaan dua negeri, ya..... ini... (qana'ah)